SD Muhammadiyah Kriyan

Hari Santri di Mata Keluarga Besar SD Muhammadiyah Kriyan

Hari Santri Nasional yang jatuh pada hari Jumat, 22 Oktober 2021, menjadi momentum tak terlupakan bagi keluarga besar SD Muhammadiyah Kriyan. Nampak pada hari itu orang tua yang mengantar putra-putrinya bersekolah di salah satu SD unggulan Muhammadiyah itu, mereka tersenyum senang sebab anaknya sangat berbeda penampilannya. Keluarga besar SDMK, guru, karyawan dan murid-murid memakai sarung dan pakaian muslim yang memberikan nuansa “santri”.

Muntiasih,S.Pd, Kepala Sekolah dengan kostum yang juga berpenampilan berbeda memberikan keterangan di sela-sela kesibukannya, “Baru pada tahun ini SDMK memperingati Hari Santri Nasional yang secara kebetulan pada kesempatan tahun ini bertepatan dengan peringatan Maulud Nabi Muhammad Saw.. Walaupun masih dalam kondisi pandemi dan dengan keterbatasan yang ada, peringatan Hari Santri tetap harus dijalankan.

Disaat anak-anak sedang bergembira karena sekolahnya dibuka kembali dengan menyelenggarakan kegiatan belajar tatap muka terbatas, anak-anak sangat enjoi, senang dengan penampilan memakai sarung dan berpeci. Harapannya lagi, Hari Santri ini tidak sekedar diperingati secara seremonial saja dengan penuh kemeriahan, namun mohon maaf kalau hanya saat itu saja, ya nilai tambahnya (add value) tidak ada. Setelah itu kegiatan selesai tanpa adanya endapan dalam diri masing-masing anak bangsa. Padahal kita masih ingat adanya program yang sangat fenomenal berupa “revolusi mental”, “pertanyaan besarnya, bagaimana progress dari program yang sangat fenomenal itu” imbuhnya lagi sambil menampakkan keprihatinannya.

Tanda seorang santri adalah karakter, adab, mentalitas dan perilakunya seperti sosok seorang santri dengan dominasi kebaikan dan kebaikan (maslahat). Kalau hari ini Indonesia baru terjadi krisis karakter dan demoralisasi, dengan adanya hari Santri ini menjadi pemantik bagi anak-anak bangsa kembali pada spirit berkarakter maju untuk membenahi moral yang baru terdegradasi. Dengan demikian sangat penting memprioritaskan karakter anak dari jenjang TK-SD-SMP harus dibiasakan sehingga menjadi budaya berkarakter positif.

Ketika hari ini begitu mudahnya anak-anak generasi penerus, remaja dan pemudanya masih demen saling menghujat, saling menghina, masih menganga perbedaan komunitas cebong kampret, seyogyanya Hari Santri ini menjadi momentum untuk mem-bias-kan perbedaan, menjadi satu keutuhan dan persatuan antar anak bangsa dengan realitas latar belakang yang berbeda. Maka dari itu karakter Santri harus selalu melekat pada pribadi setiap murid.
Kepala Sekolah yang biasa dipanggil bu Asih, mengajak untuk mengurai persoalan karakter ini dengan memulainya dari lembaga sekolah. Terutama sekolah swasta yang dengan longgar dapat mengelola kurikulum hidden yang cirikhas sekolah. Itulah barangkali yang telah berlebihan kalau upaya-upaya sistematis itu sudah diawali oleh SD Muhammadiyah Kriyan. Kami siap menjadi pelopor untuk berikhtiar mewujudkan generasi berkarakter, pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *