Menuju Sekolah Unggul Berbasis Pesantren
Pengalaman saat berada di tengah- tengah lingkungan pesantren sungguh membuat hati merasa nyaman. Ada rasa bangga jika di antara ribuan santri ada anak kita. Mereka hilir mudik melakukan kegiatan rutinitasnya. Sesuatu yang sangat mengesankan bagi orang tua adalah ketika para santri begitu bersemangat dalam mengikuti setiap aktivitasnya. Waktu bagi mereka terasa cepat berlalu, semua berpacu dengannya. Salah satu bentuk kedisiplinan yaitu santri harus disiplin waktu, semua kegiatan berpedoman dengan jam, siapa yang terlambat siap mendapatkan sanksi.
Bagaimana tidak semua santri jika telah memasuki waktu sholat, santri setengah jam sebelumnya harus mempersiapkan diri menuju masjid, peringatan bel selalu mereka dengar sebagai tanda waktu peringatan. Sebagaian santri ada yang terlambat dan sebagai konsekuensinya mereka dikenakan sanksi sesuai kesepakatan. Ada pembelajaran yang sangat bermakna bagi siapapun yang melihatnya.
Mereka telah dilatih disiplin waktu selama 24 jam. Semangat para santri begitu luar biasa. Rutinitas ini dilakukan terus menerus dari waktu ke waktu bertahun-tahun hingga tanpa disengaja membentuk karakter pribadi santri yang kuat, tangguh dan siap menghadapi tantangan zaman . Maka dari itu hasil pendidikan pesatren sangat cocok untuk generasi masa depan. Berikut ini sedikit ulasan tentang dunia pesantren :
Pendidikan pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Lembaga pendidikan ini bisa bertahan kokoh yang menandakan bahwa islam tradisional dalam segi-segi tertentu masih berada di tengah modernisasi. Pada awalnya dunia pesantren terlihat tidak mau menerima modernisasi dan cenderung terkesan kolot sehingga pernah terjadi jarak antara pesantren dan dunia luar.
Pada perkembangannya pesantren mulai memasukkan ilmu-ilmu umum sebagai salah satu bentuk pengembangan wawasan warga pesantren dari orientasi ke-akhiratan menjadi berimbang dengan kehidupan duniawi. Penyelenggaraan pendidikan formal, yaitu madrasah dan sekolah umum, ‘hidup’ dalam satu atap pesantren. Dengan kata lain pendidikan formal diselenggarakan dalam lingkar budaya pesantren. Hal ini berimbas pada para lulusannya yang tidak lagi hanya dibekali ilmu-ilmu agama sehingga mereka bisa memasuki sekolah-sekolah formal yang lebih tinggi tingkatannya dalam sistem pendidikan nasional.
Paradigma orang tua tentang pesantren dimasa kini semakin positif, banyak diantara mereka yang dulunya kurang simpatik dan cenderung tidak tertarik dengan pesantren , sekarang pemikiran itu lambat laun sudah mulai berubah, mereka mulai melirik dunia pendidikan yang berbasis pesantren .Fonomena ini sangatlah wajar jika melihat kondisi masyarakat dengan perkembangan Iptek,, sosial budaya lewat media sosial yang kian tak terbendung. Orang tua tidak bisa sepenuhnya mengawasi anak selama waktu 24 jam, maka sebagai jalan solusi terbaik adalah menitipkan anak-anaknya pada pesentren. Pendidikan di pesantren berlangsung 24 jam, semua kegiatan anak terpantau oleh guru, ustadz/dzah,disetiap waktu. Kurikulum pesantren pun mengajarkan ilmu umum, agama, karakter. Dan ke depan pondok pesantren modern akan mampu menjawab tantangan kehidupan di masa depan yang semakin sulit. Dan sekolah ini ini pun dengan sendirinya akan menjadi magnet bagi para orang tua untuk menitipkan, menyekolahkan anak-anaknya ke pesantren.
Model pesantren dapat digolongkan menjadi tiga model, yaitu: pertama, model pesantren tradisional yang masih mempertahankan sistem salafiyahnya, dan menolak kurikulum dari luar. Tetapi pesantren dengan model ini masih banyak diminati masyarakat, karena sejumlah pesantren yang telah diseleksi masyarakat sudah mulai kurang budaya dan moral, sehingga masyarakat melihat kembali pada model asli pendidikan salafiyah tersebut. Kedua, model pesantren yang sudah sedikit mengikuti modernisasi, dalam model pesantren ini disamping menerima kurikulum salafiyah pesanten ini menerima kurikulum umum juga. Tetapi karena tuntutan kehidupan sosial terlalu dituruti akhirnya tanpa di sadari karateristik dari pesantren ini biasanya akan hilang . karena sistem kurikulum aslinya hilang, karena pesantren terlalu menuruti kurikulum Departemen Agama ataupun Departemen Pendidikan Sosial. Ketiga, model pesantren yang mengikuti proses perubahan modernisasi tanpa menghilangkan kurikulum yang salafi. Ada pendidikan umum, tetapi tidak sepenuhnya sama dengan kurikulum Kementerian Agama.
Sebagai lembaga pendidikan yang yang mempunyai ciri-ciri tersendiri, pesantren memiliki tradisi yang berbeda dengan lembaga-lembaga yang lain. Pesantren pada dasarnya adalah sebuah lembaga pendidikan keagamaan islam, walaupun ia mempunyai fungsi yang lain dan tidak kalah penting dengan fungsi pendidikan tersebut. Ditengah-tengah sistem pendidikan nasional yang selalu berubah-ubah dalam rentang waktu yang tidak lama, pandangan masyarakat terhadap pesantren dari hari-kehari tampaknya semakin besar.
Kemampuan pesantren dalam menggembangkan diri dan mengembangkan masyarakat sekitarnya, ini di karenakan adanya potensi yang dimiliki oleh pondok pesantren . potensi-potensi itu meliputi tiga aspek. Pertama, pondok pesantren aktif selama 24 jam, dengan pola 24 jam tersebut, baik pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan, sosial kemasyarakatan, atau sebagai lembaga pengembangan potensi umat. Kedua, pondok pesantren secara umum berpengaruh pada masyarakat. Pondok pesantren banyak tumbuh dan berkembang di daerah pedesaaan, karena memang tuntutan masyarakat yang ingin menghendaki berdirinya pondok pesantren. Dengan demikian pondok pesantren dan keterkaitan dengan masyarakat merupakan hal yang sangat penting bagi satu sama lain. Ketiga , pondok pesantren di percaya masyarakat. Kecenderungan masyarakat menyekolahkan anaknya ke pondok pesantren tentu saja di dasari oleh kepercayaan mereka terhadap pembinaan yang di lakukan oleh pondok pesantren yang lebih mengutamakan pendidikan agama.
Ada tiga karakteristik pendidikan yang berbasis pondok pesantren. Pertama, pesantren sebagai lembaga tradisional. Kedua, pesantren sebagai pertahanan budaya. Ketiga, pesantren sebagai pendidikan keagamaan. Dalam menghadapi perubahan, pesantren dituntut melakukan perubahan tanpa harus mengorbankan watak aslinya sebagai pelaku pendidikan. Pesantren harus membenahi kelemahannya, diantaranya dengan menerapkankan manajemen pendidikan berbasis masyarakat. Apalagi dilihat dari sejarah kelahirannya. Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang tumbuh dari masyarakat.
Semua hal tersebut menggambarkan bahwa seluruh jaringan sistem pesantren telah berubah, khususnya pada proses belajar-mengajar di pesantren. Para pengambil kebijakan menganggap itu perlu dilakukan karena pada kehidupan di era modern ini tidaklah cukup hanya berbekal moral yang baik, tetapi juga memerlukan bekal kemampuan khusus sesuai dengan semakin tajamnya pembagian kerja dan profesi yang dibutuhkan.
Berbekal dari ulasan wacana di atas , SD Muhammadiyah Kriyan terus berbenah menuju sekolah unggul berbasis pesantren. Dimana sekolah ini mengimplementasikan konsep pendidikan Islam berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW dengan mengacu system pesantren. Konsep operasional sekolah ini merupakan akumulasi dari proses pembudayaan, pewarisan dan pengembangan ajaran agama Islam, budaya dan peradaban Islam dari generasi ke generasi.
Sekolah ini menekankan keterpaduan dalam metode pembelajaran sehingga dapat mengoptimalkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Implikasi dari keterpaduan ini menuntut pengembangan pendekatan proses pembelajaran yang kaya, variatif dan menggunakan media serta sumber belajar yang luas dan luwes. Metode pembelajaran menekankan penggunaan dan pendekatan yang memicu dan memacu optimalisasi pemberdayaan otak kiri dan otak kanan. Dengan pengertian ini, seharusnya pembelajaran di sekolah berbasis pesantren ini dilaksanakan dengan pendekatan berbasis (a) problem solving yang melatih peserta didik berfikir kritis, sistematis, logis dan solutif (b) berbasis kreativitas yang melatih peserta didik untuk berfikir orsinal, luwes (fleksibel) dan lancar fun imajinatif. Keterampilan melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat dan penuh maslahat bagi diri dan lingkungannya.
Sekolah ini juga memadukan keterlibatan dan partisipasi aktif lingkungan belajar yaitu: sekolah, rumah dan masyarakat. Sekolah ini berupaya untuk mengoptimalkan dan sinkronisasi peran guru, orang tua dan masyarakat dalam proses pengelolaan sekolah dan
pembelajaran sehingga terjadi sinergi yang konstruktif dalam membangun kompetensi dan karakter peserta didik . orang tua dilibatkan secara aktif untuk memperkaya dan memberi perhatian yang memadai dalam proses pendidikan putra – putri mereka. Sementara itu, kegiatan kunjungan ataupun interaksi keluar sekolah merupakan upaya untuk mendekatkan peserta didik terhadap dunia nyata yang ada ditengah masyarakat.
Upaya-upaya sekolah untuk menuju sekolah unggul berbasis pesantren diantaranya kami selalu mengajarkan anak-anak untuk ngaji morning setiap hari sebelum pelajaran dimulai, mentarget hafalan Al-Qur’an sebelum lulus dari sekolah ini, bahkan yang menjadi trending topic saat ini yaitu kami membuat program unggulan MBES (Muhammadiyah Boarding Elementary School) atau santri putra-putri yang mondok untuk lebih mendalami keagamaan. Sesuai Harapan dan cita-cita visi misi dari sekolah yaitu “Terwujudnya insan yang unggul, cerdas, berakhlaq mulia berlandaskan iman dan taqwa berwawasan global”. Bermula dari keinginan dewan guru, melihat peluang yaitu sebuah rumah milik dari pengurus yang tidak terpakai, maka disampaikanlah keinginan itu kepada pengurus bahwa pihak sekolah berkeinginan untuk mengembangkan program baru Boarding School. Akhirnya dipertenghan semester akhir semester dua tahun 2018 bisa mewujudkan keinginan tersebut. Berawal dari satu rumah , lalu satu rumah lagi hibah dari salah satu tokoh Muhammadiyah Kriyan untuk kembangkan lagi menjadi asrama bagi anak-anak yang mondok.
Di samping itu sekolah ini juga bekerja sama dengan sekolah-sekolah Islami yang unggul di bawah persyarikatan Muhammadiyah untuk bersinergi, seperti: SD Mutual Magelang, SD Aisyiyah Unggulan Gemolong Sragen, SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, SD Muhammadiyah Plus Salatiga, dan lain sebagainya. Dalam kerjasama tersebut kami melakukan study exchange guna memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untuk menimba ilmu dan mengadopsi terkait pembelajaran demi meningkatkan mutu sekolah kami.
Untuk prestasi sendiri dari sekolah ini tak diragukan lagi. Dalam tahun pelajaran 2018/2019—2019/2020 ini mendapat 29 (dua puluh sembilan ) trofi dari berbagai kejuaraan berhasil diraih oleh siswa-siswi SD Muhammadiyah Kriyan mulai dari POPDA, FLS2N, MAPSI, Tapak Suci, Pramuka/HW, LCC dan lain-lain. Dan yang paling bergengsi untuk tahun ini adalah Ananda Aghni Shafa Maulana meraih juara I MAPSI tingkat Provinsi Jawa Tengah cabang Khot Putra yang penyelenggaraanya bertempat di Asrama Haji Donohudan, Boyolali. Menariknya, trofi-trofi tersebut diraih secara terus menerus tiap tahun dengan bibit-bibit baru muncul di setiap lomba.
Ibu Muntiasih, S.Pd selaku kepala sekolah mengapresiasi kepada anak-anak, ”Dalam waktu 1 tahun kemaren, kami tak pernah absen untuk meraih trofi bahkan sudah mengoleksi 29 trofi juara. Itu semua berkat kerja keras anak-anak,” jelasnya.
Wanita yang akrab disapa “Asih” ini mengungkapkan, kegiatan ekstrakurikuler menjadi wadah untuk mengasah bakat siswa. Wajar jika mayoritas prestasi itu dihasilkan dari siswa peserta ekstrakurikuler dan menjadi bakat terpendam siswa.
Prestasi memang menjadi salah satu tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler. Di sisi lain dari ekstarkurikuler, pihak sekolah juga menginginkan siswa punya kemampuan yang bisa bermanfaat kelak setelah lulus dan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
”Kita tetap kembangkan potensi anak-anak. Jadi anak itu terasah kemampuannya. Dia punya bakat. Ketika lulus, mereka punya skill untuk berkarya,” tandas waka. kesiswaan.
Hal ini kami paparkan agar orang tua mengetahui sejak awal konsep yang kami terapkan, dan mempersiapkan diri dan siswa dengan konsekuensi-konsekuensi yang ada. Ataupun juga konsekuensi bagi orang tua, yang tidak melepas kewajiban secara mutlak pendidikan kepada sekolah, akan tetapi merupakan keterpaduan dan kerjasama yang saling membangun dalam mendidik putra/putrinya.
Oleh karenanya, salah satu pilihan orang tua saat ini, ialah dengan memasukan anak mereka ke lembaga pendidikan yang berbasis agama. Tentu ada beberapa alasan yang menyebabkan mereka cenderung untuk memilih sekolah yang berlandaskan islam seperti SD Muhammadiyah Kriyan ini. Karena walau bagaimanapun sekolah berbasis Islam ini tetap lebih unggul dari sekolah-sekolah lain diantaranya : pelajaran agama yang lebih intensif, dilatih berahlaqul karimah, dipenuhi kegiatan tambahan yang positif, ekstrakurikuler yang ‘wajib’, dan perhatian eksklusif dari guru.
Di Akhir, semoga putra-putri tetap semangat belajar dan terutama santri-santri MBES mudah-mudahan tetap menjadi yang terbaik, insyaallah keberkahan ada pada kita semua. Amiin.
*Penulis adalah Kepala SD Muhammadiyah Kriyan sejak tahun 2018