SD Muhammadiyah Kriyan

Konsisten Mewujudkan Sekolah Karakter SD Muhammadiyah Kriyan

Program kegiatan yang dianggap memiliki nilai lebih bila tidak tidak konsisten, maka akan menjadi sekedar program rutin. Ibaratnya warung, menu-menu yang biasa ditawarkan sebagaimana warung-warung yang lain. Sama persis dengan warung tetangga sebelah tanpa ada kreatifitas dan inovasi apalagi tanpa mengemas orientasi cita rasa yang berbeda, barangkali inilah yang dimaksud nilai lebih (plus). Dimanapun lembaga yang berhubungan dengan pelayanan, penikmat jasa pelayanan terletak pada nilai pelayanan, termasuk sekolah.

Sekolah-sekolah Muhammadiyah pun demikian perlunya ikhtiar kuat memproyeksikan menjadi sekolah yang memiliki nilai lebih. Sekolah Muhammadiyah pada umumnya masih berkutat pada sikap mengekor, belum memiliki kreatifitas dan inovasi. Seharusnya sekolah-sekolah Muhammadiyah dengan potensi yang dimiliki diantaranya kaya akan kreatifitas. Potensi ini perlu digali untuk dimunculkan dan menjadi tidak sekedar kegiatan dengan kemasan biasa-biasa. Kalau sekedar kemasan biasa-biasa banyak jumlahnya.

Seperti program Tahfidz, semuanya memprogramkannya, sholat dhuha juga semuanya melaksanakannya. Namun program yang ringan sederhana seperti sholat dhuha kadang tidak dilaksanakan dengan SOP bernilai lebih bahkan menjadi kurikulum hidden yang menanamkan pada pendidikan karakter.

Sholat Dhuha yang dilaksanakan oleh SD Muhammadiyah Kriyan. Memiliki standarisasi dari sisi pelaksanaan. Pertama, melatih anak untuk disiplin dalam melaksanakan sholat sesuai sunnah, Kedua, Disiplin dan tertib dalam pra pelaksanaan, seperti berdoa sebelum masuk masjid, menata sandal / sepatu sebagaimana menata shaf sholat, Ketiga, Pendampingan saat di dalam masjid atau saat pelaksanaan sholat. Pendamping dengan membenarkan gerakan atau bacaan sholat anak yang tidak sesuai dengan teks bacaan sholat.

Inilah yang kemudian banyak menyebut menjadikan marwah sebuah sekolah. Ketika program kegiatan direncanakan dengan sistematis terencana dengan baik, dan dimobilisasi dengan sebaik-baiknya. Maka akan terbangun kepercayaan kepada sekolah. Dalam hal ini pilar penting kuncinya adalah para punggawa atau pendamping/guru yang seirama/sesuai dengan program dan gerakannya mengarah kepada sekolah dengan fasilitasi kepada murid-murid yang secara otomatis orang tua (customer) akan merasa terlayani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *